Koneksi Antar Materi - Budaya Positif

CPG Angkatan 2

Ilis Jamilah, M.Pd

Smpn 3 baleendah Kab. Bandung

 

Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingging-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota mansyarakat adalah tujuan pendidikan yang diajarjan oleh Ki Hajar Dewantara (KHD) Oleh sebab itu, pendidik hanya dapat "menuntun"  tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya)hidup  dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Karena itu pentingnya guru atau sekolah untuk menciptakan budaya positif untuk menumbuhkan motivasi intrinsik  dalam diri murid-muridnya untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab  dan  berbudi pekerti luhur, budaya positif yang harus di tumbuhkan yaitu budaya ajar yang baik (berhamba pada murid).

Mengembangkan budaya positif di sekolah pada hakekatnya adalah melakukan perubahan positif  dalam mencapai visi sekolah yang ideal yakni sekolah yang dapat mendukung penumbuhan murid merdeka. Sekolah perlu terus berupaya untuk menin gkatkan  kualitas, efisiensi, dan kompetitif dalam mewujudkan lingkungan belajar  yang berpihak pada murid.  Perubahan positif  tersebut  dapat  dicapai dengan mengembangkan budaya positif di sekolah

Dalam melakukan perubahan budaya positif, kita bisa menggunakan paradigma  Inkuiri Apresiatif (IA).  Sebagai model  manajemen  perubahan Inkuiri Apresiatif  (IA) merupakan teknik spesifikasi   yang digunakan  untuk membawa perubahan positif dalam suatu system.  Langkah operasionalnya bisa dilakaukan dalam tahapan  BAGJA, yaitu  Buat pertanyaan,  Ambil  pertanyaan, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi. Untuk mewujudkan budaya positif di sekolah, perlu menggandeng semua pihak  untuk menjadi aktor dan pemangku kepentingan yang bisa berkontribusi  mewujudkan visi sekolah yang menyenangkan  yang berpihak pada murid. Prinsip perubahan  menurut KHD dikenal dengan Trikon yaitu Kontinu (berkesinamnbungan), Konvergen (kesamaan, universal, titik temu),  dan konsentris  (Kontekstual, latar belakang, kultur, local/individual).

Peran guru penggerak dalam menularkan kebiasaan baik kepada guru lain dalam membangun budaya positif di sekolah sangat penting, karena guru penggerak bisa mengetahui hal-hal yang penting dalam menciptakan budaya positif setelah mengetahui bagaimana pendidikan menurut filosofis KHD yang berpihak pada murid, guru yang menuntun, dan juga bagaimana membuat visi pembelajaran yang berpihak pada murid dengan menerapkan menager IA dengan BAGJA nya dan membuat kesepakatan kelas yang dapat menciptakan budaya positif

Guru penggerak bisa menjadi agen perubahan budaya positif yang baik yaitu membuat terlebih dahulu visi pembelajaran yang berpihak pada murid, membuat kesepakan kelas dan mensosialisasikan dan menerapkannya di dalam kelasnya dengan sungguh-sungguh selalu melakukan refleksi dan evaluasi sehingga rekan guru dan pihak sekolah akan bisa melihat dan merasakan perubahan siswa saya yang lebih baik setelah melakukan budaya positif sehinggga membawa pengaruh yang besar terhadap budaya  sekolah dan bisa menjadi visi sekolah.

 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PGP-2-Kabupaten Bandung-Ilis Jamilah-Aksi Nyata Paket Modul 3.

Koneksi antar materi modul 3.2